Situs Resmi Pondok Pesantren Nasy'atul Muta'allimin Gapura Sumenep Madura
GAMBAR LATAR

GAMBAR LATAR

Atraksi Kolosal Drumband Putra Nasa Awali Malam Kedua Puncak Harlah Ke-66

 

Atraksi Drumband Putra Nasa (Tangkapan layar Youtube PP Nasa Official)

Gapura Timur, NASA - Suasana malam itu tak biasa. Langit di atas halaman Pondok Pesantren Nasy’atul Muta’allimin seakan turut bergetar oleh dentuman ritmis yang menghentak dari barisan Drumband Putra Nasa.

Dengan seragam tradisonal Islami ala santri dan formasi yang terlatih, para pemain drumband membuka malam kedua puncak peringatan Hari Lahir pesantren dengan penampilan kolosal yang memikat.

Aksi dimulai dengan hentakan pukulan drum yang menggema, disusul barisan pemain simbal dan marching bell yang bergerak lincah dalam harmoni. Satu per satu formasi dibentuk, berpindah, lalu berubah kembali dengan presisi nyaris sempurna.

Gerakan yang ditampilkan tidak sekadar baris-berbaris biasa, melainkan perpaduan antara atraksi memukau dan tarian koreografis, mengundang decak kagum dari ratusan pasang mata yang menyaksikan.

Musik yang dimainkan bukan hanya menghibur, melainkan membangun suasana: dari semangat heroik, megah, hingga irama yang lembut dan menyentuh.

Para personel drumband tampil dengan penuh semangat dan percaya diri, menunjukkan buah dari latihan panjang dan kerja tim yang solid. 

Tampilan lighting atau lampu yang apik kian menambah kemegahan. Beberapa dari personel pemain menaiki panggung. Sebagian bertahan di bawah untuk unjuk kebolehan atraktif. 

“Ini bukan sekadar pentas hiburan, ini adalah ekspresi rasa bangga kami menjadi bagian dari Nasy’atul Muta’allimin,” ujar salah satu pelatih drumband saat diwawancarai beberapa waktu lalu.

Penampilan mereka menjadi simbol awal dari rangkaian acara yang digelar dalam momentum sakral malam kedua puncak peringatan Harlah ke-66 pesantren.

Sebuah awal yang energik dan inspiratif, seakan hendak menyampaikan pesan bahwa tradisi dan inovasi bisa berjalan seiring, dalam langkah yang kompak dan irama yang serasi.

Pentas kolosal malam itu tidak hanya menghibur, tapi juga menggugah. Bahwa pesantren hari ini bukan lagi tempat belajar semata, melainkan ruang tumbuhnya kreativitas, kedisiplinan, dan semangat kebersamaan. Dan Drumband Putra Nasa, malam itu, menjadi bukti nyatanya.