![]() |
KH Ach Maimun Syamsuddin (Foto: Eppek/NASA Online) |
Gapura Timur, NASA - Pengasuh Pondok Pesantren Annuqayah, KH Ach Maimun Syamsuddin menyampaikan dua amanah penting saat mengisi tausiyah di malam kedua Puncak Hari Lahir (Harlah) ke-66 Pondok Pesantren Nasy'atul Muta'allimin Gapura. Rabu malam, 18 Juni 2025.
Amanah tersebut berkaitan dengan pentingnya berakhlak dalam menata atau merancang pentas seni. Kemudian juga berakhlak dalam menjaga lingkungan sebagai bagian dari perintah agama.
Di hadapan para santri dan ribuan hadirin, beliau mengapresiasi pertunjukan seni atau pentas kolosal yang digelar secara tertib di atas panggung utama pesantren. Tak seperti karnaval jalanan yang kerap menimbulkan kemacetan, penampilan yang rapi dan terorganisir ini dianggap lebih mencerminkan akhlak Islami.
“Seni seperti ini lebih layak ditampilkan di atas panggung, bukan di jalan raya. Karnaval kerap mengganggu pengguna jalan lain. Ketertiban adalah bentuk akhlak,” tegas Kiai Maimun.
Beliau bahkan mengutip sabda Rasulullah SAW: “Barang siapa yang menyingkirkan duri dari jalan, maka itu adalah sedekah.” Menurutnya, niat baik yang dilaksanakan dengan cara yang mengganggu justru dapat kehilangan nilai kebaikannya.
Menjaga Alam Bagian dari Ibadah
Lebih jauh, KH. Maimun menyoroti pentingnya tanggung jawab manusia terhadap alam. Terinspirasi dari sambutan Kiai Dardiri sebelumnya, beliau menegaskan bahwa manusia memikul tiga amanah utama: beribadah kepada Allah, menjalin hubungan baik dengan sesama makhluk, dan menjaga bumi.
“Agama tidak hanya membimbing kita dalam hubungan dengan Allah, tapi juga mengajarkan kasih sayang terhadap sesama, terhadap alam, bahkan terhadap diri sendiri,” ucap beliau.
Menurut Kiai Maimun, seluruh ciptaan seperti hewan, tanah, air, batu, dan langit juga ikut bertasbih kepada Allah SWT. Maka menjaga kelestarian lingkungan bukan hanya tindakan sosial, tetapi bentuk ibadah dan ketundukan kepada Sang Pencipta.
“Menanam pohon berarti menyumbang oksigen. Itu amal jariyah. Banyak wali Allah yang menyaksikan, alam pun berzikir kepada-Nya,” lanjutnya.
Beliau juga mengajak seluruh pihak, baik pesantren maupun instansi lain untuk lebih peduli terhadap kebersihan lingkungan — seperti tidak membuang sampah sembarangan — karena dari hal kecil itulah perubahan besar dimulai.
Menutup tausiyah, Kiai Maimun menyampaikan harapan agar pesantren menjadi pusat harmoni antara manusia dan alam, serta memohon maaf jika ada kata yang kurang berkenan.
“Mari kita rawat bumi ini bersama-sama. Semoga pesantren ini menjadi pesantren kehidupan yang mewarisi semangat menjaga lingkungan sebagai bagian dari iman.”
Kontributor: Amanul Khoifin dan Syamsul Wahed
Editor: Ibnu Abbas