Situs Resmi Pondok Pesantren Nasy'atul Muta'allimin Gapura Sumenep Madura
GAMBAR LATAR

GAMBAR LATAR

Idul Adha 1446 Hijriyah: Momen Bersihkan Hati dari Penyakit Batin

Pengasuh Pondok Pesantren Nasy'atul Muta'allimin, Kiai A Dardiri Zubairi di momen Salat Idul Adha, Jum'at (6/6/2025).

Gapura Timur, NASA - Suasana khidmat dan penuh kebahagiaan mewarnai pelaksanaan salat Idul Adha di Masjid Baitussalam Pondok Pesantren Nasy’atul Muta’allimin Gapura Timur Gapura Sumenep, Jumat pagi, 6 Juni 2025. 

Suasana penuh suka cita terasa sejak pagi hari. Gema takbir berkumandang mengiringi langkah para jemaah menuju masjid. Terdiri dari santri putra, putri, serta masyarakat sekitar yang turut hadir memeriahkan momen penuh berkah ini.

Mereka datang dengan wajah berseri penuh kegembiraan. Kemeriahan dan kekhusyukan tampak berpadu dalam pelaksanaan Salat Idul Adha. Menjadi simbol kebersamaan dan semangat berkurban di tengah-tengah komunitas pesantren dan masyarakat.

Foto bersama para santri usai Salat Idul Adha

Suasana kian hangat dan gayeng kala para wali santri mulai berdatangan ke pesantren untuk mengunjungi anaknya. Diketahui, pengurus pesantren memberikan kesempatan bagi sanak keluarga santri untuk berkunjung ke pesantren. 

Di momen yang sarat makna ini, para santri menyambut hangat kedatangan keluarganya. Sembari menadahkan tangan untuk bersalaman, meminta maaf dan memohon doa restu agar selalu diberikan keberkahan dalam mengabdi dan menuntut ilmu di pesantren.

Momen Salat Idul Adha santri putri di samping Masjid Baitussalam.

Berkurban Lahir dan Batin

Pengasuh Pondok Pesantren Nasy'atul Muta'allimin, Kiai A Dardiri Zubairi mengajak kepada para jemaah salat Idul Adha untuk senantiasa membersihkan hati dari penyakit batin. Seperti dendam, iri, dengki dan sebagainya. 

Sebab, lanjut Kiai Dardiri, Idul Adha tidak hanya sebatas ibadah. Melainkan juga ajang mempererat silaturahmi antar sesama agar hati bersih dari berbagai macam penyakit batin. Terlebih, memperkuat kebersamaan adalah unsur penting kehidupan di pesantren.

"Dengan saling bermaaf-maafan maka kita sudah tidak lagi memiliki dosa, khususnya kepada sesama. Oleh sebab itu, rasa iri, dengki dan sebagainya garusnkita buang dari dalam diri kita," ungkap Kiai Dardiri. 

Pengasuh Pondok Pesantren Nasy'atul Muta'allimin Kiai A Dardiri Zubairi usai Salat Idul Adha.

Bagi Kiai Dardiri, momen Hari Raya Idul Adha atau Kurban sarat akan makna kebersamaan dan kepedulian. Tidak hanya berkurban secara lahir, sebagaimana yang disyariatkan dalam ajaran Islam. Menyembelih hewan ternak seperti kambing, domba dan sapi. 

Lebih dari itu, kata Kiai Dardiri, Idul AdhA juga menjadi ajang berkurban batin. Yakni membersihkan hati dari penyakit-penyakit batin yang bisa merusak diri sendiri. Sehingga menjadi pribadi yang lebih ikhlas dan bersih di hadapan Allah subhanahu wa ta'ala

"Demi membentuk pribadi yang lebih ikhlas dan bersih di hadapan Allah," tegasnya. 

Demikian pula ibadah puasa sunnah yang dianjurkan menjelang Idul Adha, yaitu Puasa Tarwiyah dan Arafah. Merupakan kesempatan penting untuk juga meraih keberkahan dan keutamaan sebagaimana mereka yang tengah melaksanakan Ibadah Haji di Tanah Suci Mekkah. 

"Mari kita doakan saudara-saudara kita yang sedang menunaikan ibadah haji, semoga mereka diberikan kesehatan, kelancaran, dan menjadi haji yang mabrur dan mabruroh. Bagi yang belum berkesempatan menunaikan haji, semoga Allah SWT segera memberikan jalan dan rezeki untuk bisa berangkat ke Tanah Suci," pungkas Kiai Dardiri.

Kontributor: Alan Romdani
Editor: Ibnu Abbas