Pentas Kolosal Malam Pertama Puncak Harlah ke-66. (Foto: Reporter NASA Online) |
Gapura Timur, NASA - Ribuan mata
tertuju pada panggung di halaman Stainas malam itu. Lampu sorot menari, suara musik
mengalun, dan udara dipenuhi haru serta semangat. Inilah malam puncak Hari
Lahir (Harlah) ke-66 Pondok Pesantren Nasy’atul Muta’allimin, sebuah momentum
akbar yang tidak hanya menampilkan kemegahan seni, tetapi juga mengguratkan
kedalaman spiritual dan prestasi para santri.
Pada Selasa malam, 17 Juni 2025, tepat pukul 19.00
WIB, acara dibuka dengan pemutaran video dokumenter
bertema sejarah pesantren. Tayangan itu menyusuri jejak-jejak pengabdian dan
geliat kehidupan para santri dari generasi ke generasi. Para hadirin—santri,
wali murid, pengasuh, hingga undangan dari berbagai lembaga pendidikan—dibawa
larut dalam nostalgia dan rasa syukur.
Rangkaian Acara
yang Menghidupkan Pesan
Malam tak hanya
menjadi ajang hiburan. Ada wisuda PAUD dan TK yang berlangsung mengharukan—para
wali murid terlihat berkaca-kaca menyaksikan buah hati mereka naik ke jenjang
pendidikan berikutnya. Penampilan anak-anak pun menggemaskan, lewat lagu dan
tarian ceria yang menyegarkan suasana.
Keceriaan
berlanjut saat koreo santri tampil mengawali serangkaian pentas kolosal dengan
kekompakan dan energi luar biasa. Menggambarkan solidaritas dan semangat muda
pesantren.
Namun malam itu tidak hanya tentang gegap gempita pentas
kolosal. Ketika istighosah
dilantunkan oleh Nyai Nailiyah Zubairi, riuh kemeriahan seketika hening, menjadi ruang
kontemplasi kolektif yang penuh hikmat.
Sambutan dari Pengasuh Pondok Pesantren Nasy'atul Muta'allimin Gapura, Kiai A Dardiri Zubairi, juga menjadi momen refleksi. Ia
menegaskan tema harlah tahun ini yakni Pesantren Kehidupan: Harmoni Manusia dan
Lingkungan.
"Akhlak itu
tidak hanya kepada Allah dan sesama manusia, tapi juga kepada bumi. Alam
semakin rusak karena ulah manusia. Kita harus menjadi bagian dari solusi, bukan
bagian dari masalah,” tegas beliau, sembari mengajak hadirin untuk memulai dari
langkah kecil—seperti membuang sampah pada tempatnya.
Panggung Harlah Ke-66 Pondok Pesantren Nasy'atul Muta'allimin Gapura. (Foto: Reporter NASA Online) |
Panggung
Apresiasi dan Prestasi
Selepas parade
seni dan iringan paduan suara yang menyanyikan Mars NASA secara harmonis,
tibalah puncak haru lainnya: penghargaan bagi para santri berprestasi dari
seluruh jenjang pendidikan.
Dimulai dari
bintang pelajar PAUD, MI, MTs., MA, dan santri terbaik. Malam apresiasi santri
ini dikemas dengan nuansa nominasi award. Pemandu acara dibantu video
dokumenter membuat acara kian spektakuler.
Ketika layar
terakhir ditutup dan lampu panggung mulai diredupkan, tak sedikit yang masih
enggan beranjak. Tawa dan air mata bangga berbaur di tengah kerumunan. Malam
itu menyisakan kesan mendalam: tentang cinta terhadap ilmu, seni yang
menginspirasi, serta spiritualitas yang membumi.
“Terima kasih
kepada semua pihak yang telah berkontribusi. Semoga barokah dan manfaat terus
mengalir dari pesantren tercinta ini,” ujar panitia menutup acara.
Harlah ke-66 ini
tak hanya menjadi pesta peringatan, tapi juga meneguhkan kembali identitas
pesantren sebagai tempat tumbuhnya generasi berilmu, berakhlak, dan peduli
terhadap semesta.
Kontributor: Amanul Khoifin dan Syamsul Wahed
Editor: Ibnu Abbas