Situs Resmi Pondok Pesantren Nasy'atul Muta'allimin Gapura Sumenep Madura
GAMBAR LATAR

GAMBAR LATAR

Pesan Kiai Dardiri di Harlah Ke-66: Menjaga Alam Bagian dari Ibadah!

Pengasuh Pondok Pesantren Nasy'atul Muta'allimin Gapura, Kiai A Dardiri Zubairi (Foto: Eppek/NASA Online)

Gapura Timur, NASA - Pengasuh Pondok Pesantren Nasy’atul Muta’allimin, Kiai A Dardiri Zubairi, mengajak untuk tidak hanya fokus pada peribadatan saja. Lebih dari itu, menjaga hubungan dengan sesama serta memelihara alam sebagai bentuk tanggung jawab keagamaan juga tak kalah penting diperhatikan. 

Hal itu disampaikan Kiai Dardiri, sapaan lekat beliau, saat memberikan sambutan pada malam pertama puncak peringatan Hari Lahir ke-66 Pondok Pesantren Nasy’atul Muta’allimin Gapura, Sumenep, Selasa malam, 17 Juni 2025. 

“Ibadah kepada Allah memang utama, tapi jangan lupakan hubungan kita dengan sesama manusia dan alam. Semua itu bagian dari amanah dan ciptaan-Nya,” ujar Kiai Dardiri di hadapan para tokoh, alumni, wali santri, dan masyarakat sekitar pesantren.

Tema besar Harlah ke-66 tahun ini 'Pesantren Kehidupan: Harmoni Manusia dan Lingkungan'. Merupakan implementasi dari ajaran Islam rahmatan lil ‘alamin. Sebab, menjaga lingkungan, lanjut beliau, bukan sekadar isu sosial, tapi juga bagian dari spiritualitas Islam.

Krisis lingkungan yang saat ini terjadi, tak lepas dari ulah manusia yang tak bertanggung jawab. Ia menyebutkan, Indonesia bahkan termasuk negara dengan jumlah sampah laut tertinggi di dunia. 

“Kalau manusia terus-menerus merusak alam, maka kerusakan itu akan kembali menimpa manusia sendiri. Maka mari mulai dari hal sederhana, seperti membuang sampah pada tempatnya,” tegasnya.

Hal ini menjadi peringatan bahwa kesadaran menjaga bumi harus dimulai dari tindakan sederhana, seperti tidak membuang sampah sembarangan.

“Membuang sampah pada tempatnya, menjaga air agar bisa meresap ke dalam tanah, semua itu bagian dari tanggung jawab kita. Kalau tidak, maka alam akan memberi peringatan,” ujarnya tegas.

Kiai Dardiri juga menyinggung data global tentang krisis lingkungan, termasuk posisi Indonesia sebagai salah satu negara penyumbang sampah laut terbesar. Karena itu, pesantren menurutnya memiliki tanggung jawab membentuk generasi yang sadar lingkungan sejak dini.

Beliau menutup sambutan dengan harapan agar seluruh santri, wali dan masyarakat sekitar memiliki kesadaran kolektif terhadap pentingnya menjaga alam dan menumbuhkan karakter peduli lingkungan sejak dini.

“Semoga harlah ini menjadi momentum pendidikan spiritual sekaligus ekologis bagi kita semua,” pungkasnya.

Malam harlah ke-66 ini juga dimeriahkan dengan berbagai penampilan santri dan ditutup dengan doa bersama. Kegiatan harlah masih akan berlanjut hingga malam puncak dengan pengajian umum dan pementasan seni keagamaan.

Kontributor: Amanul Khoifin dan Syamsul Wahed

Editor: Ibnu Abbas